Pendaki Gunung vs Pecinta Alam
Pagi tadi.
Video youtube gue tentang pendakian gue ke Gunung Semeru yang ini dapet komen yang cukup menggelitik isi kepala gue.
Bikin gue pengen cerita sekaligus nyinyir jadinya.
Duh. Lama-lama gue dapet predikat pendaki nyinyir keknya nih.
Jadi dia komen begini:
"tampangnya hanya kepengen naik gunung saja, tapi kok gak ada esensi pecinta alamnya, yo..."
FAYN.
Pertama, nama gue bukan yo. Kedua, tampang gue emang keliatannya buat yang seneng-seneng doang. Ya udah sik.
FAYN.
Pertama, nama gue bukan yo. Kedua, tampang gue emang keliatannya buat yang seneng-seneng doang. Ya udah sik.
FAYN.
Jadi, ada yang bisa memahami dan membedakan tampang pendaki gunung sama tampang pecinta alam itu gimana?
Gue SANGAT mengakui kalau gue emang cuma pendaki gunung. Malahan salah satu geng mendaki gue namanya adalah PUPALA SETAN MERAH alias Pura Pura Pecinta Alam Setiap Tanggal Merah.
But, hey!
Masa iya, pecinta alam atau bukannya itu dinilai berdasarkan tampangnya. Semua berdasarkan kelakuan, bro!
Esensi pecinta alam, menurut gue, bukan lah lo harus menjadi bagian dari geng pecinta alam sekolah a, kampus b, organisasi c.
Esensi pecinta alam ya mencintai alam. Ada di dalam diri lo sendiri. Benak lo. Pikiran lo. Kelakuan lo. Bukan tampang. Lagian, ngebedain tampang pendaki gunung sama pecinta alam iku piye? Gue kudu pakek sulur-sulur tanaman di sekujur tubuh biar keliatan kayak pecinta alam gituh? Atau gue harus menciumi semua pepohonan yang ada di gunung? Atau gue harus makan tanah? Iyuh...
Aku kudu piye, jal?
Pernah denger istilah: Tampang sekuriti hati hello kitty, kan?
Nah. Don't judge a book by its cover, cyin.
Jangan judging. Kalo salah judging bisa berabe loh. *kemudian ketampar sendiri* *sering judging*
Semuanya kembali lagi sama personality masing-masing.
Gue sangat bersyukur cuma menjadi orang yang hobi mendaki tanpa embel-embel pecinta alam a, b, c. Yang artinya, gue gak perlu serepot orang-orang yang membawa pencitraan bahwa dia harus berakhlak mulia dan mencintai alam.
Kan, gue jadi ikut-ikutan judging kan... *sungkem* *minta maaf*
Kan, gue jadi ikut-ikutan judging kan... *sungkem* *minta maaf*
Tapi gue sangat-sangat murka sama orang-orang yang buang sampah sembarangan di gunung. Gue bisa tebalikin batu yang dicoret-coret sama bajingan-bajingan vandal di gunung itu. Gue bahkan pernah ngomelin lelaki yang dengan santainya metikin bunga edelweiss di depan muka gue. Maaannn... bunga edelweiss itu gak ada bagus-bagusnya loh... Gak perlu lah dibawa pulang. Cantiknya kalau di gunung doang kok. Trust me!
Gak jarang juga lho gue menemui oknum yang katanya pecinta alam malah buang sampah sembarangan, merusak ekosistem sembarangan, even mengukir nama mereka yang pakai 'was here was here' itu di pohon.
Gengges.
Esensi pecinta alam ya kembali ke diri masing-masing.
Esensi pecinta alam ya kembali ke diri masing-masing.
Tapi ya itu tadi. Gue bilang itu oknum. Karena apa? Karena bukan organisasinya yang salah. Bukan predikat pecinta alamnya yang salah. Tapi kembali lagi sama personality.
Kalau emang anaknya doyan nyampah, doyan vandal, ngerasa pernah nanem pohon edelweiss jadi boleh manen, ya itu urusan doi. Kita mah cukup ngomongin aja. Kalo diomongin masih bandel ya... biarin aja deh, ntar juga kena karma. :p
By the way, ini menurut gue aja loh ya. Menurut pendapat pribadi yang keluar dari pemikiran gue aja.
Kalau menurut ngana semua gimana?
Hahahahahahaha... lambeeeeee...
ReplyDeletecen, ide yg bagus tuh.. coba lu mulai tumbuhin eceng gondok di kuping.. pecinta alam banget tuh..
taaaeeeee....
DeleteHAHAHHA eceng gondok..
Deleteciakakakakaakka :D tumbuhin pohon jati di slangkangan aja :D
ReplyDeleteAku belum siap numbuhin pohon jati di selangkangan kak... :'(
DeleteSalam kenal wahai peserta jarum mahakarya indonesia. *sirik*. Sepertinya anda bisa saya nobatkan jadi om paling terpuji of the year. Heehe
ReplyDeleteSaya juga sirik om jadi contributornya wego id... gimana caranya? Hiks...
ReplyDeleteLike this yooo
ReplyDeleteSiapa sik ini? HAHAHAA
DeleteSip yooo.....
ReplyDeleteSetuju sih, semua bukan dari komunitas atau organisasi. Kemauan kan datang dari diri sendiri, dari setiap pemikiran individu masing2. Salam kenal #salamLestari
ReplyDeletesatu arah, satu tujuan mari kita jaga alam kita dan fungsikan sebagaimana mestinya. Keep Calm and Dont Litter
Tul banget gan! Thankiesss udah mampirrrrr! :3
Deletefreelancer ... tidak semua hal itu butuh pengakuan . ho o toh ??? wkwkw ...
ReplyDeletemampir yoh bang ... irkhamzamzuri.blogspot.com
Hidup emang suka gak adil. :'(
DeleteDaku sudah mampir yo bang
saya anak Mapala Univ. sangat setuju sekali apa yang dikatakan bang Acen,..."Bukan predikat pecinta alamnya yang salah. Tapi kembali lagi sama personality...."
ReplyDeletebtw, boleh gabung gk bang, ma PURPALA SETAN MERAH-nya heheee
salam hangat dari Jember Ujung Timur Pulau Jawa Bagian Selatan.. Kota Kecil Berhati Luas... Salam Lestari...........
Salam kenal dari Depok kang. Kapan2 main ke jember ah~
Deleteane jg pengen gabung "PUPALA SETAN MERAH"
ReplyDeletewalaupun belum 'n g akan pernah di bentuk haha
Udah ada keleus, kan gue membernya....
Deleteiye..iye.. akuh sama kaya kakak kek'nya.. hehe.
ReplyDeletebukan pendaki gunung apalagi pecinta alam, cuma penikmat yang berusaha ga merusak alam yg dilewatinya. itu ajah. hahay.
Topik yg menarik ...
ReplyDeleteSkrang pecinta alam ataupun pendaki gunung identik dengan Trendstyle..
supaya terlihat keren ato apalah..
unsur2 penting dari seorang pecinta alam pun sering dilupakan..